Macam – macam tulisan memengaruhi
sistematika dan pemakaian bahasanya. Pada umumnya, tulisan dikelompokkan atas
tulisan ilmiah (non-fiksi) dan non-ilmiah (fiksi). Dalam kaitan dengan teknik
penyajian, tulisan ilmiah dibedakan atas tulisan ilmiah, tulisan ilmiah
populer, dan tulisan populer.
Tulisan non-ilmiah (fiksi)
cenderung menggunakan bahasa non baku. Hal itu terjadi karena tulisan jenis ini
memerlukan “kebebasan” dalam penuangan ide dan banyak digunakan bahasa dialog.
Sementara itu, tulisan populer dan ilmiah populer cenderung menggunakan bahasa
semi-ilmiah. Hal itu dilakukan karena cenderung menggunakan bahasa semi-ilmiah
karena jenis tulisan ini lebih mementingkan kekomunikatifan yang berkaitan
dengan kebiasaan penggunaan bahasa sehari-hari di masyarakat.
B.
Langkah
Penyusunan Tulisan Ilmiah
Ada tiga tahapan yang mesti
dilalui dalam penyusunan tulisan ilmiah, yaitu tahapan persiapan (tahapan pra
penulisan), tahapan penulisan, dan tahapan penyuntingan (revisi).
Tahapan persiapan adalah penentuan
topik, pembatasan topik (perumusan masalah), penentuan judul, penentuan tujuan,
penentuan bahan, dan pembuatan kerangka karangan. Tahapan ini pada prinsipnya
merupakan tahapan penentuan topik yang dipilih dan akan membatasi serta mengarahkan
tulisan yang akan dibuat.
Penentuan topik merupakan
pemilihan pokok persoalan sebuah tulisan, dimana topik tersebut dapat diperoleh
dari berbagai sumber. Dalam pemilihan topik tersebut, kita perlu memerhatikan
manfaatnya, cukup menarik, dikenal dengan baik, bahannya dapat diperoleh, dan
tidak terlalu luas atau sempit.
Setelah topik ditentukan dengan
pembatasannya, dilanjutkan dengan perumusan judul karangan. Dalam perumusan
ini, perlu diperhatikan kesesuaian dengan topik, sebaiknya dinyatakan dalam
frasa, sesingkat mungkin, dan sejelas mungkin. Selanjutnya, judul itu
dilengkapi dengan tujuan penulisan dan bahan. Maka perlu dibuatkan kerangka
karangan yang berisi rencana kerja atau ketentuan pokok tentang rincian suatu
topik.
Dalam pembahasan, kerangka
karangan digunakan sebagai pedoman kerja. Hal pertama yang harus dilakukan
adalah pengumpulan yang bisa didapatkan dari koran, majalah, ataupun terjun
langsung ke lapangan. Data di lapangan dapat dikumpulkan melalui pengamatan
(observasi), wawancara (interview), atau percobaan (eksperimen).
Berikutnya adalah penyeleksian dan
pengorganisasian data, dimana data tersebut harus diolah dan dianalisis sesuai
dengan keperluan. Selanjutnya, sudah dapat dilakukan pengonsepan karangan
ilmiah sesuai dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah ditetapkan.
Sebelum dilakukan pengetikan
final, perlu dilakukan penyuntingan terlebih dahulu untuk mencegah adanya
bagian yang tumpang tindih atau penjelasan yang berulang – ulang. Dalam
kegiatan ini juga dilakukan penyuntingan bahasa yang digunakan.
Secara umum, tulisan ilmiah harus
memuat tiga hal, yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
·
Pendahuluan terdiri dari :
a. Latar
belakang
b. Rumusan
masalah
c. Tujuan
dan kegunaan
d. Hipotesis
e. Kerangka
teori (bila perlu)
f. Metodologi
g. Jangkauan
pembahasan
·
Pembahasan memuat inti pembicaraan yaitu
temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian tersebut dimana sudah sesuai
dengan masalah yang telah dirumuskan dan mencukupi.
·
Bagian Penutup memuat simpulan dan temuan yang
diperoleh dan saran – saran yang bisa dikemukakan berkaitan dengan penelitian
yang telah dilakukan.
Unsur – unsur laporan tersebut
perlu dilengkapi dengan unsur – unsur lain yang biasa menyertai tulisan ilmiah.
Unsur – unsur itu adalah halaman judul, halaman pengesahan (bila perlu), kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel (kalua ada) yang ada pada awal tulisan.
Unsur lainnya yang disertakan setelah tulisan pokok adalah daftar pustaka dan
lampiran – lampiran (bila perlu).
0 komentar:
Posting Komentar